HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG JAKARTA PUSAT-UTARA
KOMISARIAT UNIV. PERSADA INDONESIA YAI
Sekretariat: Jl. Cilsari No. 17 Jakarta Pusat
Kontak person: 0219152 9156 http://www.hmiyai.co.cc
-------------------------------------------------------------------

PRESS RELEASE
4 JUNI 2009

TAWURAN YAI VS UKI

Tawuran antara mahasiswa YAI dengan UKI kembali terjadi hari ini (4 Juni 2009). Tawuran kini bukan kali pertama antara kedua belah puhak. Biasanya tawuran disulut karena masalah-masalah yang sepele.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat YAI mengutuk tawuran antara YAI vs UKI karena tidak sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menodai citra kampus sebagai laboratorium pemikiran.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat YAI menegaskan bahwa tidak ada seorang pun kader HMI YAI yang terlibat pada tawuran tersebut

Untuk itu kamiHimpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat YAI Cabang Jakarta Pusat-Utara menghimbau kepada pihak-pihak terkait mengenai hal tersebut, antara lain:

1. Mahasiswa YAI harus menghindari terlibat Aksi Tawuran tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Pihak Rektorat YAI segera melakukan koordinasi dengan KEPOLISIAN untuk melakukan pengamanan ekstra di sekitar kampus.
3. Pihak Rektorat YAI melakukan KOMUNIKASI POSITIF dengan Pihak Rektorat UKI.
4. Pihak Rektorat YAI harus tegas terhadap semua pihak yang terkait memicu tawuran dan berani mengklarifikasi kondisi objektif di lapangan


ttd,

IMAM MAHMUDI
____________
KETUA UMUM

1 komentar:

Anonim mengatakan...

BUNG,

Press releasmu ini kayak macam pejabat aja.
Padahal pejabat dengan gaya bahasa begini tidak pernah bisa menyelesaikan masalah. Tawuran itu adalah masalah mereka. Penyelesaiannya juga perlu dengan gaya mereka. Ketidakmampuan menyelesaikan masalah karena elitis. Semua pihak berpikir bahwa kalo sesama rektor udah rukun merukun akan selesai masalahnya. Siapa yang berantem siapa yang disuruh rukun. Aneh kaaaan?

Kita tahu mahasiswa itu sangat indepden. Mereka berbuat apa pun tidak ada hubungannya dengan insitutsi mereka. Tawuran, pacaran, free sex, film porno, aksi amal, demonstrasi, dll yang baik dan buruk tidak ada hubungan dengan insitusi mereka di kampus. Solusinya adalah

1. BILA MEREKA TAWURAN LAGI....siapkan polisi untuk menangani dua pihak. Siapkan truk dan bus bila perlu dalam jumlah cukup. Ketika tawuran tangkap mereka semua dan langsung masukkan dke dalam bus yang disediakan. Yang satu nangkap YAI, yang satu nangkap UKI.

2. Setelah area bersih dari tawuran, bawa mereka semua ketempat netral. Mungkin di Markas KODAM atau di Mesjid Istiqlal atau di Gereja Katedral. turunkan mereka semua disana dan suruh lepas baju mereka.

3. Semprot mereka semua dengan air. agar dingin dan tenang.

4. Panggil juru runding, rahaniwan islam dan kristen, rektor masing-masing, psikolog,dai kondang, pendeta dll.

5. Suruh mereka bicara apa yang membuat mereka begitu.

6. Tanya mereka mau berantem lagi gak. Berani gak berantem satu lawan satu. tantang kejantanan mereka.

7. Nasehati mereka masing-masing. Karantina mereka dua hari dua malam di lokasi. Kasih makan nasi warteg saja. mandi dan bekal seadanya. yang penting dikasih makan-minum sewajarnya.

8. Selama karantina doktrin mereka tentang kejantanan, peduli sosial, cara menyelesaikan amasalah, dll.

SIAPA YANG MAU BEGINI? Hmmmm...kalo pendekatan seperti sekarang terus yang tawruran lagi. Alaternatif lainnya....? PINDAHKAN KAMPUS MEREKA BERJAUHAN.... seperti kasus tawuran warga di dekat stasioun Manggarai

Susmanto Hadi