Bahagia Dahulu, Kemudian Sukses
Orang-orang bahagia menyadari bahwa kesusksesan adalah bukan tujuan akhir, hingga mereka selalu berpikiran positif. Berpikir positif terhadap cara atau jalan yang mereka tempuh, dan positif terhadap tujuan. Mereka tidak memetakan dalam pikiran, bahwa untuk bahagia harus menang, harus sukses, namun menyiapkan mental untuk berbahagia.
Mereka berbahagia bisa meluangkan waktunya yang sedikit, untuk melakukan kegemarannya. Mereka senang dapat bertemu dan berbincang dengan komunitasnya, saling bertukar pikiran dan pengalaman. Pikirannya tidak terbebani hal-hal yang memberatkan. Sehingga, meski mereka tidak memperoleh kemenangan, namun tetap dapat menikmati apa yang mereka jalani atau yang mereka perjuangkan.
Sementara, orang yang berpikir harus sukses baru bisa bahagia, kemudian tidak memperoleh apa yang dikejarnya, maka kita tahu apa yang diperolehnya: Kekalahan dan Ketidakbahagiaan.
Bukankah kesuksesan didapat bila kita dapat mencapai target? Artinya, jika target tersebut terpenuhi, maka kita sukses. Jadi, kalau target saya memancing adalah mendapatkan beberapa ekor ikan, tujuan saya adalah refreshing, melepaskan penat dari rutinitas yang membelenggu, bertemu dan berbincang dengan teman-teman untuk saling berbagi cerita. Dan, saat semua itu saya dapatkan, artinya saya sukses. Hal ini bukan berarti karena saya hanya mempunyai target yang lebih rendah dibanding teman saya tersebut; semua pemancing dalam lomba, menginginkan keluar sebagai pemenang. Tapi, saya tanamkan sejak awal, sebuah metal untuk berbahagia. Sehingga, saya tetap berbahagia kendati kalah. Karena, dalam pertandingan ada menang dan ada kalah.
RSS Feed
Twitter

Tidak ada komentar:
Posting Komentar